Rabu, 28 Januari 2009

Lingkungan - Lagi, 25 Ton Ikan Keramba Mati

KOMPAS, Sabtu, 17 Januari 2009 01:17 WIB
Padang - Dalam tiga hari terakhir, sekitar 25 ton ikan keramba di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, mati. Kematian ikan disebabkan oleh keracunan pakan ikan serta kemungkinan belerang dari dasar danau.


Awal Januari lalu tercatat 13.413 ton ikan keramba di Maninjau mati dalam waktu 10 hari. Penyebab kematian ikan saat itu lantaran pencemaran air danau.
Pencemaran air terjadi karena tingginya kandungan nitrogen yang dipengaruhi terutama oleh endapan pakan ikan di dasar danau.

Camat Tanjung Raya Kurniawan Syahputra, Jumat (16/1), mengatakan, kejadian kali ini merupakan kelanjutan dari kejadian awal bulan lalu.
Kematian ikan kali ini dipicu dengan angin besar yang terjadi hari Rabu lalu.
”Angin kencang itu membuat residu pakan ikan kembali naik dan meracuni ikan keramba. Nagari Maninjau, yang dulu belum terkena imbas keracunan air danau, kini sudah ada ikan yang mati,” kata Kurniawan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam Rusdi Lubis mengatakan, hingga Jumat siang belum ada laporan kualitas air Danau Maninjau. Laporan kualitas air danau ini diperlukan untuk menganalisis penyebab kematian ikan.
Dugaan sementara, kematian ikan disebabkan oleh keracunan pakan ikan dari dasar danau serta kemungkinan belerang dari dasar danau yang naik.

Dihentikan
Pemerintah Kabupaten Agam, menurut Rusdi, sudah meminta peternak ikan untuk menghentikan penebaran bibit ikan di keramba, setidaknya dalam dua bulan mendatang, hingga kualitas air kembali membaik.
Selain itu, Pemkab Agam juga akan mengatur daerah di danau yang diperkenankan untuk budidaya ikan keramba. Budidaya ikan keramba akan diutamakan untuk masyarakat yang tinggal di sekeliling danau.
Pemerintah juga menggunakan analisis ahli untuk menentukan jumlah pakan yang dibutuhkan dalam satu keramba agar tidak banyak pakan yang terbuang.
Sistem keramba bertingkat juga akan dikaji untuk mengurangi pakan ikan yang terbuang ke dasar danau. ”Pengaturan itu diharapkan bisa menghindari terulangnya kejadian serupa ini pada masa datang,” kata Rusdi.

Telah dibersihkan
Sementara itu, seberat 13.413 ton ikan yang mati awal bulan lalu telah dibersihkan dari danau. Camat Kurniawan mengatakan, pembersihan bangkai ikan memakan waktu sekitar sepekan.
”Semua bangkai ikan dikubur di tujuh titik. Setiap titik dibuat dengan kedalaman 2 meter hingga 3 meter dan lebar 4 meter sampai 5 meter,” kata Kurniawan Syahputra.
Kematian ikan awal tahun ini menyebabkan kerugian masyarakat hingga lebih dari Rp 134 miliar. (ART)

Tidak ada komentar: