Kamis, 29 Januari 2009

PEMANASAN GLOBAL - Butuh 350 Miliar Euro untuk Tahan Laju hingga 2 Derajat Celsius

Rabu, 28 Januari 2009 00:33 WIB
BRUSSELS, Selasa - Upaya dunia memerangi pemanasan global membutuhkan dana sekitar 350 miliar euro per tahun. Dana sebesar itu diperlukan untuk mempertahankan kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat Celsius hingga tahun 2030. Demikian paparan dari perusahaan konsultan McKinsey, Senin (26/1) di Brussels, Belgia.


”Dunia mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 70 persen pada tahun 2030,” bunyi salah satu kesimpulan dari paparan tersebut. Namun, itu hanya bisa tercapai bila, ”Harus sesegera mungkin dilakukan aksi lintas sektor secara global.”

Kisaran biaya tersebut, yaitu 200 miliar euro-350 miliar euro per tahun saat ini. Jumlah ini ekuivalen dengan 1 persen pendapatan domestik bruto secara global pada tahun 2030. McKinsey menambahkan, estimasi tersebut adalah berdasarkan asumsi yang optimistis.

Investasi total yang dibutuhkan untuk membatasi kenaikan suhu bumi global akan meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya populasi dan ekspansi ekonomi global. Menurut Per-Anders Enkvist, salah satu penyusun laporan tersebut, jumlah investasi dapat mencapai 810 miliar euro pada 2030.

Laporan McKinsey mendesak dilakukannya aksi segera. ”Penundaan setiap tahun akan menambah tantangan, bukan hanya karena emisi yang terus meningkat, melainkan karena akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi untuk karbon,” tulisnya.

Akhir tahun 2009 akan dilakukan pertemuan internasional yang dikoordinasi Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) guna menetapkan kesepakatan internasional yang baru tentang bagaimana mengurangi emisi gas rumah kaca dan menahan pemanasan global sampai 2 derajat Celsius. Aksi itu untuk menghindari kerusakan lingkungan yang tak dapat dikembalikan lagi (irreversible environmental damages)

Uni Eropa akan memimpin pertemuan akhir tahun di Kopenhagen, Denmark. Semua negara anggotanya yang berjumlah 27 telah sepakat memotong emisi karbon dioksida sebanyak 20 persen. (AP/isw)

Tidak ada komentar: