Jumat, 13 Maret 2009

Bank Dunia Peduli Harimau

Jumlahnya Tinggal 250 Ekor
KOMPAS, Jumat, 13 Maret 2009 05:42 WIB

Medan - Bank Dunia membantu program penyelamatan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Keterlibatan Bank Dunia ini dilakukan dalam bentuk program kegiatan penyelamatan. Bank Dunia juga bekerja sama dengan kalangan LSM.


”Kami ingin menjalin kerja sama dengan banyak pihak, termasuk organisasi nonpemerintah dan pemerintah lokal. Kerja sama ini diperlukan dalam rangka penyelamatan harimau yang hampir punah,” kata seorang perwakilan Bank Dunia, Mahendra Shrestha, Kamis (12/3), seusai pertemuan dengan pemangku kepentingan dari organisasi nonpemerintah dan unsur pemerintah di Kantor Yayasan Leuser Internasional, Medan.

Isu penyelamatan ini penting karena belakangan marak terjadi perdagangan organ harimau. Praktik ini terjadi antarnegara. Karena itu, perlu komitmen bersama untuk mengurangi perdagangan satwa liar ini. ”Bank Dunia menaruh perhatian dalam persoalan ini. Penyelamatan harimau merupakan isu penting. Jadi, investasi di sebuah negara tidak boleh semata-mata membangun tanpa memerhatikan persoalan lingkungan,” kata Mahendra.

Mahendra tidak bersedia menyebut nilai bantuan dalam bentuk uang. Bantuan Bank Dunia, katanya, dilakukan dengan memfasilitasi semua lembaga yang berkepentingan.

Selanjutnya, Bank Dunia akan bekerja sama dengan Forum Harimau Kita, yaitu sebuah lembaga yang terdiri dari 15 organisasi nonpemerintah dan instansi pemerintah.

Ketua Forum Harimau Kita Hariyo Tabah Wibisono mengatakan, keterlibatan Bank Dunia juga dilakukan di semua negara yang masih mempunyai populasi harimau.

Di Indonesia belum ada data terbaru tentang keberadaan harimau sumatera. Hariyo mengatakan, keberadaan harimau sumatera kini tersebar di 18 lokasi hutan di Pulau Sumatera. Sejauh ini Wildlife Conservation Society (WCS) telah memetakan keberadaan harimau itu di delapan lokasi.

”Untuk sementara, data kami menyebutkan jumlah harimau sumatera itu paling sedikit ada 250 ekor di delapan lokasi tadi. Data ini masih akan kami perbarui karena belum ada identifikasi jumlah di sepuluh lokasi lain,” tutur Hariyo.

Delapan lokasi yang sudah teridentifikasi ada harimau sumatera, di antaranya, adalah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBS), Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), dan Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN). Salah satu lokasi, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), disebut-sebut sebagai tempat populasi terbesar harimau sumatera saat ini.

Pertemuan dengan Bank Dunia ini juga dihadiri perwakilan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut. Kepala BBKSDA Sumut Djati Witjaksono Hadi mendukung penyelamatan ini. Pemerintah dalam hal ini lembaganya sudah menyiapkan langkah penyelamatan.

Tidak ada komentar: