Kamis, 05 Maret 2009

Perubahan Iklim - AS Kembali Didesak Ambil Peran Utama

KOMPAS, Kamis, 5 Maret 2009 05:57 WIB
Washington, Rabu - Sejumlah pejabat tinggi negara maju kembali menyampaikan harapannya agar Amerika Serikat mengambil peran utama memerangi perubahan iklim. Mereka optimistis di bawah Presiden Barack Obama, peluang itu besar.


”Memerangi tantangan global seperti iklim tidak dapat tanpa AS,” kata Menteri Iklim dan Energi Denmark Connie Hedegaard di Washington, Rabu (4/3). Ia mengacu pada beberapa negara yang enggan mengubah beberapa kebijakan tak ramah lingkungannya sebelum AS, negara konsumen energi terbesar di dunia, mengambil posisi utama.

Menteri Iklim dan Energi Inggris Ed Miliband menambahkan, komitmen Obama sangat signifikan dan ditunggu dunia. Perannya berdampak positif bagi perubahan di masa datang.

”Yang saya katakan ini benar, bahwa di Eropa sana terasa kepemimpinan baru AS pada isu perubahan iklim yang ditunjukkan Presiden Obama. Dan, kami menunggu perkembangan selanjutnya,” katanya menjelaskan.

Dilatarbelakangi kebijakan Obama yang memperhatikan pemanasan global dan mendorong energi bersih, sejumlah menteri negara Eropa dan Kanada, pekan ini bertemu pejabat tinggi AS di Washington. Mereka ingin mendorong AS mengadopsi perundang-undangan terkait perubahan iklim sebelum Konferensi Perubahan Iklim, Desember 2009 di Kopenhagen.

Sebelumnya, Obama menyatakan keinginannya mempelajari ketentuan mengenai sistem perdagangan dan pengurangan karbon untuk membatasi emisi gas rumah kaca. Lalu, mengucurkan miliaran dollar AS bagi proyek energi terbarukan.

Dukungan kuat

Di dalam negeri, dorongan agar AS berperan penting pada penanganan perubahan iklim juga disuarakan. Menteri Lingkungan Kanada Jim Prentice dan sejumlah pejabat negara dari Eropa bertemu anggota DPR AS komite perdagangan dan energi, termasuk salah satu tokohnya, Henry Waxman.

Meskipun dililit krisis ekonomi, Waxman mendorong AS supaya mengesahkan perundang-undangan tentang iklim sebelum Desember. Namun, sejumlah ahli mengatakan, harapan pengesahan sebelum Desember itu sulit diwujudkan. Kemungkinan akan ada ganjalan di tingkat Senat, yang saat ini sedang disibukkan persoalan penanganan krisis.

Tidak ada komentar: