Selasa, 10 Maret 2009

Hutan Hilang 142 Ha

Potensi Perdagangan Karbon Sangat Tinggi
KOMPAS, Selasa, 10 Maret 2009 04:07 WIB

Padangsidimpuan - Kawasan hutan Batang Toru yang meliputi tiga kabupaten terus mengalami degradasi. Conservation International mencatat sejak tahun 2000 setiap tahun diperkirakan 142 hektar tutupan kawasan hutan Batang Toru hilang.


Musnahnya hutan di Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Tengah terjadi karena perambahan hutan, perluasan lahan pertanian, penebangan liar, penambangan emas, dan pembangunan infrastruktur.

Pantauan satelit yang dilakukan Conservation International (CI) pada tahun 2007 menunjukkan kerusakan lima tahun terakhir dari tahun 2003 hingga 2007 mencapai 1.300 hektar. Luas kerusakan lebih besar dibandingkan dengan Kota Sibolga yang luasnya hanya 1.100 hektar.

Jika diasumsikan kerusakan terus terjadi, pada tahun 2015, Batang Toru akan kehilangan 700 hingga 1.600 hektar, atau setara dengan 707.000 ton CO.

Regional Vice President CI Indonesia Jatna Supriyatna pekan lalu di Padangsidimpuan mengatakan, potensi karbon di Batang Toru sangat tinggi untuk menjadi bagian perdagangan karbon setelah Protokol Kyoto ditandatangani tahun 2012.

Dewan Perubahan Iklim Nasional, lanjut Jatna, sejauh ini masih menentukan berapa proporsi yang akan diterima masing-masing daerah terkait perdagangan karbon ini. Proporsi juga didasarkan status kawasan hutan.

Saat ini harga yang ditawarkan broker di tingkat internasional berkisar 2 dollar AS per ton. Namun, setelah Protokol Kyoto ditandatangani, harga diperkirakan akan meningkat pesat di atas 10 dollar AS per ton.

Menurut Jatna, para broker sudah mendatangi banyak daerah untuk melakukan perdagangan karbon agar saat 2012 ia bisa memperoleh keuntungan. Namun, risiko mereka pun besar karena harus tetap menjaga tutupan hutan.

”Dana yang masuk dalam perdagangan karbon itu adalah dana untuk menjaga hutan tetap lestari, bukan untuk yang lain,” tutur Jatna.

CI memperkirakan luas kawasan Batang Toru mempunyai potensi karbon 137 juta ton yang bisa dikonversi dalam nilai ekonomi senilai Rp 462 miliar.

Bupati Tapanuli Tengah Ongku Parmonangan Hasibuan mengaku tertarik dengan perdagangan karbon ini. Ia berharap langkah tersebut bisa menyejahterakan warganya dan terjaganya hutan.

Hutan Batang Toru juga menarik untuk kegiatan ekoturisme. Di kawasan hutan masih terdapat 380 orangutan sumatera, 67 jenis satwa mamalia, 287 jenis burung, 110 reptilia, dan 688 jenis tumbuhan.

Tidak ada komentar: