Minggu, 1 Maret 2009 02:19 WIB
Jakarta, Kompas - Untuk memperluas kawasan resapan air, mengurangi dampak banjir, dan mengelola sampah keluarga, Kelurahan Gelora, Jakarta Pusat, Sabtu (28/2), mengerahkan ratusan warganya untuk membuat 1.000 lubang biopori, menebar 1.000 tanaman dalam pot, dan menyebarkan 1.000 komposter di wilayahnya.
”Ini merupakan bagian dari upaya mendorong penghijauan serta mengelola sampah dan mengurangi dampak banjir. Targetnya, Kelurahan Gelora, seperti juga kelurahan lain di Jakarta, harus memiliki 20.000 lubang biopori dalam tahun 2009,” ujar Camat Tanah Abang Eddy Supriyadi saat bersama warga Palmerah menggali lubang biopori di kawasan Palmerah, Gelora, Jakarta Pusat.
Target itu, kata Eddy, hanya bisa dicapai jika upaya rintisan yang dilakukan Sabtu lalu diikuti dengan partisipasi warga.
Untuk seribu lubang biopori pertama ini, Dewan Kelurahan lewat dan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) menyediakan 50 bor biopori, 1.000 pot, dan 50 komposter.
”Dengan rintisan ini, kami harap warga juga memiliki bor sendiri dan melipatgandakan jumlahnya,” tambah Ketua Dewan Kelurahan Gelora Abdul Gofur.
Menurut Lurah Gelora Sukarjo, sebagian wilayah Palmerah termasuk wilayah padat permukiman dan kawasan yang dilewati limpahan air saat hujan deras.
”Lubang-lubang biopori diharapkan bisa menyerap sisa banjir sekaligus bisa menambah debit air tanah,” kata Sukarjo.
Masalahnya, di kawasan permukiman yang padat itu, mencari lahan untuk pembuatan lubang biopori juga tidak mudah.
Beberapa warga terpaksa membongkar pelataran yang sudah disemen untuk penempatan lubang biopori. Sealain itu, banyak juga yang memanfaatkan trotoar jalan untuk membuat lubang biopori.
Jakarta, Kompas - Untuk memperluas kawasan resapan air, mengurangi dampak banjir, dan mengelola sampah keluarga, Kelurahan Gelora, Jakarta Pusat, Sabtu (28/2), mengerahkan ratusan warganya untuk membuat 1.000 lubang biopori, menebar 1.000 tanaman dalam pot, dan menyebarkan 1.000 komposter di wilayahnya.
”Ini merupakan bagian dari upaya mendorong penghijauan serta mengelola sampah dan mengurangi dampak banjir. Targetnya, Kelurahan Gelora, seperti juga kelurahan lain di Jakarta, harus memiliki 20.000 lubang biopori dalam tahun 2009,” ujar Camat Tanah Abang Eddy Supriyadi saat bersama warga Palmerah menggali lubang biopori di kawasan Palmerah, Gelora, Jakarta Pusat.
Target itu, kata Eddy, hanya bisa dicapai jika upaya rintisan yang dilakukan Sabtu lalu diikuti dengan partisipasi warga.
Untuk seribu lubang biopori pertama ini, Dewan Kelurahan lewat dan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) menyediakan 50 bor biopori, 1.000 pot, dan 50 komposter.
”Dengan rintisan ini, kami harap warga juga memiliki bor sendiri dan melipatgandakan jumlahnya,” tambah Ketua Dewan Kelurahan Gelora Abdul Gofur.
Menurut Lurah Gelora Sukarjo, sebagian wilayah Palmerah termasuk wilayah padat permukiman dan kawasan yang dilewati limpahan air saat hujan deras.
”Lubang-lubang biopori diharapkan bisa menyerap sisa banjir sekaligus bisa menambah debit air tanah,” kata Sukarjo.
Masalahnya, di kawasan permukiman yang padat itu, mencari lahan untuk pembuatan lubang biopori juga tidak mudah.
Beberapa warga terpaksa membongkar pelataran yang sudah disemen untuk penempatan lubang biopori. Sealain itu, banyak juga yang memanfaatkan trotoar jalan untuk membuat lubang biopori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar