Jumat, 17 April 2009

”Bank Sampah” untuk 100 Sekolah

KOMPAS, Sabtu, 18 April 2009 05:30 WIB
Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, menyiapkan 100 sekolah untuk dapat mengelola sampah di lingkungan sekolah masing-masing dan menjadi ”bank sampah”, dengan mendapatkan modal atas sampah yang berhasil dikumpulkan itu.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang Kemas Abubakar di Palembang, Jumat (17/4), mengatakan, ”bank sampah” itu siap diterapkan pada seratus sekolah sebagai percontohan lebih dulu. ”Bank sampah” berupa pengelolaan sampah di sekolah dengan sistem pengumpulan dilakukan para siswa dan sekolah bersangkutan, kemudian dijual kepada pengurus OSIS atau koperasi sesuai dengan yang diterapkan di sekolah itu. Menurut dia, setiap sekolah akan diberi modal Rp 300.000. Dana tersebut nantinya dipergunakan untuk membeli sampah yang dikumpulkan pelajar di sekolah tersebut. Ia menyatakan, sampah itu juga harus dipisahkan berdasarkan jenis sampah organik dan bukan organik sehingga perlu disiapkan juga tong sampah untuk menampungnya. Dia menyebutkan, khusus sampah di sekolah dipastikan paling banyak berupa kertas dan botol plastik. Setelah dikumpulkan dan dibeli pengurus OSIS atau koperasi sekolah itu, selanjutnya sampah tersebut dijual kepada pengumpul sesungguhnya. Abubakar menambahkan, dengan sistem mengumpul, membeli, dan menjual kepada pengumpul, diharapkan dana yang diberikan sebesar Rp 300.000 yang berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pupuk Sriwijaya dipastikan akan bisa berputar. ”Sampah itu juga dapat bernilai ekonomis dan tidak hanya menjadi barang buangan,” katanya. (ANTARA/BOY)

Tidak ada komentar: