Rabu, 29 April 2009

Lingkungan - Partisipasi Masyarakat Terabaikan

KOMPAS, Rabu, 29 April 2009 13:25 WIB
BANDUNG - Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan pencemaran di Sungai Citarum telah dilakukan melalui pengolahan limbah kotoran sapi menjadi kompos dan biogas. Namun, upaya itu belum mendapatkan dukungan nyata dari pemerintah setempat.


"Sekitar 30.000 hektar lahan kritis di Kabupaten Bandung membutuhkan penyuburan kembali dengan kompos. Namun, pemerintah malah enggan memanfaatkan kompos buatan masyarakat," kata Koordinator Forum Komunikasi Penggiat Lingkungan (FKPL) Soenardhi Yogantara dalam Sarasehan Komunitas Masyarakat Peduli Citarum di Desa Sindangsari, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Selasa (28/4).

Dede Jauhari dari Masyarakat Peduli Sumber Air menegaskan, banyak program pemerintah yang bertujuan awal mengurangi pencemaran di daerah hulu gagal total akibat kurangnya pendampingan serta tidak pernah ada sosialisasi program itu kepada masyarakat. Salah satu contoh yang diajukan adalah program pembuatan biogas di wilayah Kertasari untuk menekan limbah kotoran sapi yang dibuang ke Sungai Citarum.

Ketua Promotor Aksi Pemberdayaan Masyarakat Tani Saeful Bahri menjelaskan, peran kelompok masyarakat dalam konservasi lingkungan tetap penting meski dampaknya masih terbilang kecil. Yang paling utama adalah membuat jejaring antarkelompok sehingga gerakan konservasi bisa dilakukan secara komprehensif dan tidak tumpang tindih.

"Salah satu upaya yang bisa dirintis adalah membuat daerah konservasi di setiap desa, berapa pun luasnya. Diharapkan masyarakat bisa memahami pentingnya daerah konservasi, seperti kualitas air baku dan udara yang segar," ujar Saeful.

Menurut data FKPL, Dinas Perumahan, Penataan Ruang, dan Kebersihan Kabupaten Bandung baru bisa menangani 22 persen sampah. Sisanya kemungkinan besar dibuang ke badan sungai atau dibakar begitu saja.

Tidak ada komentar: