Kamis, 23 April 2009

Hari Bumi - Perkembangan Zaman Picu Polusi

KOMPAS, Kamis, 23 April 2009 16:15 WIB
Yogyakarya - Pemerintah harus segera menerapkan teknologi ramah lingkungan untuk mengantisipasi agar kerusakan bumi tidak semakin parah. Disadari bahwa perkembangan zaman telah memicu polusi besar-besaran yang berakibat pada pemanasan global.


Koordinator Sekretaris Bersama Perhimpunan Pecinta Alam (Sekber PPA) DI Yogyakarta Dhangka Putra mengatakan, salah satu upaya yang tepat untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan.

"Kalau hanya membatasi mesin atau kendaraan saja bukan solusi tepat karena kebutuhan masyarakat terhadap peralatan tersebut masih besar," ujar Dhangka, di sela-sela aksi damai dalam rangka Hari Bumi di Taman Parkir Abu Bakar Ali, Rabu (22/4).

Siang itu, sedikitnya dua kelompok pemerhati lingkungan turun ke jalan untuk mengampanyekan pentingnya menjaga lingkungan. Aksi pertama dilakukan puluhan pemuda dari beberapa komponen pencinta alam yang tergabung Sekber PPA DIY. Aksi kedua dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kanopi.

Selain berorasi, Sekber PPA sempat memberikan surat kepada anggota DPRD DIY yang berisi enam tuntutan, antara lain hentikan penjualan sumber daya alam Indonesia, hentikan privatisasi hutan, bangun fasilitas publik untuk mendukung kebersihan lingkungan, dan bangun teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan.

Menurut Dhangka, perkotaan menjadi salah satu penyumbang kerusakan lingkungan. Selain jumlah kendaraan yang terus meningkat, keberadaan ruang hijau makin berkurang. Hal inilah yang menyebabkan temperatur udara menjadi kian panas. "Di Yogyakarta sendiri, kami kira saat ini lebih dari 32 derajat celsius," ujarnya.

Dalam aksi di bawah Videotron, LSM Kanopi mengingatkan warga Yogyakarta untuk bertindak dari yang paling kecil, yakni mengatur sampah dan limbah rumah tangga. Bagaimanapun juga sampah menjadi penyumbang kerusakan lingkungan dan bencana alam.

"Dengan perlakuan yang benar pada sampah, terutama yang tidak terurai, kerusakan lingkungan bisa diminimalkan," kata Heri Imam Santosa, koordinator aksi.

Tidak ada komentar: