Selasa, 07 April 2009

LINGKUNGAN - Saonah, Penjaga Hutan Kota Jambi

KOMPAS, Selasa, 7 April 2009 04:23 WIB
Hutan Kota Jambi di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, seluas 10 hektar memiliki koleksi pohon kayu keras yang saat ini mulai langka. Selain menjadi paru-paru kota, hutan ini juga menjadi obyek wisata. Gambar diambil Senin (6/4).


Memasuki pintu gerbang masuk Hutan Kota Jambi, kita akan disambut dengan pohon-pohon pinus tua yang berjejer rapi. Lelah dan gerah setelah menempuh perjalanan dalam teriknya surya, segera terbayar oleh nuansa teduh dan nyaman di dalam hutan. Hutan kota memang merupakan pilihan wisata yang tepat untuk melepas kepenatan.

Dalam hutan seluas 10 hektar ini, area tanaman pinus menjadi lokasi yang paling menyenangkan untuk dikunjungi. Selain formasinya yang menarik sebagai tempat berfoto, di sana juga terdapat sejumlah pendopo untuk beristirahat dan bermain. Selain itu, area ini terbilang bersih dari sampah sehingga pengunjung, yang melewatinya melalui jalan setapak, dibuat cukup nyaman.

Adalah Saonah yang telah 45 tahun menjadi penjaga Hutan Kota Jambi di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kotabaru, tersebut. Ia menjadi penjaga hutan di tengah kota itu sejak pinus baru ditanam.

”Dulu, malah kami juga yang menanami pinus-pinus ini bersama suami, almarhum Ahmad Darso. Sekarang, seluruh tanaman sudah tinggi-tinggi,” ujarnya, Senin (6/4).

Selama bertugas sebagai penjaga hutan kota, Saonah yang berstatus honorer sejak 1964, senantiasa melaksanakan rutinitasnya. Ia sudah mulai membersihkan sampah dan guguran daun sejak pukul 07.30. Terkadang Saonah dibantu menyapu sampah oleh Sumini, anaknya yang nomor empat. Seusai istirahat siang, Saonah menjaga kantor penarikan retribusi di dekat gerbang masuk. ”Bayangkan, sepuluh hektar hutan ini hanya saya yang membersihkan. Kalau tidak dibantu anak, mana mungkin hutan kota bisa bersih seperti ini. Belum lagi saya masih harus menjaga loket penarikan retribusi,” katanya.

Menurut Saonah, sebelum menjadi hutan kota, tempat itu hanyalah area perladangan. Saonah adalah salah satu yang ikut bertanam ubi atau jagung di sana. Di Tahun 1964, ia ditawari oleh Dinas Kehutanan Kota Jambi untuk menanami area itu dengan pinus. Bersamaan dengan itu, Saonah menjadi pegawai honorer pemkot dengan tugas merawat hutan. Selain pinus, saat ini telah tumbuh beragam tanaman, seperti bulian, meranti, gaharu, sungkay, dan mahoni. Menurut Saonah, sejak tanaman di lokasi itu semakin tinggi, mulai berdatangan pula kawanan kera. Bahkan, kini juga ada sejumlah biawak di sana.

Selama 45 tahun menjadi pegawai honorer, Saonah masih bergaji Rp 1 juta. Namun, kecintaannya untuk merawat hutan lebih karena ia telah memiliki kedekatan dan kenyamanan hidup di antara pepohonan yang dirawatnya sejak berupa bibit.

Tidak ada komentar: