Senin, 23 Februari 2009

Kebutuhan listrik - Energi Panas Bumi Terus Dikembangkan

KOMPAS, Senin, 23 Februari 2009 00:44 WIB
Tomohon - Pertamina Geothermal Energy terus mengembangkan energi panas bumi. Hal ini karena selain memberikan banyak nilai tambah, energi tersebut merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Saat ini, energi panas bumi tidak hanya dimanfaatkan untuk sumber daya listrik, tetapi juga untuk pemanasan dan pengeringan pada sejumlah industri pengolahan.


Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Abadi Purnomo saat mengunjungi Area Panas Bumi Lahendong di Sulawesi Utara, Jumat (20/2), mengatakan, saat ini sudah terdapat dua unit pengolahan panas bumi di Lahendong yang mampu menghasilkan daya listrik hingga 20 megawatt. Rencananya pada akhir Maret 2009 akan diresmikan unit pengolahan baru, yaitu Lahendong III dengan kapasitas mencapai 60 megawatt.

Berdasarkan dari hasil penelitian, potensi panas bumi di Lahendong mampu menghasilkan daya listrik hingga 120 megawatt. Oleh karena itu, Pertamina Geothermal Energy akan terus mengembangkannya dengan membangun unit-unit pengolahan yang baru.

Pada tahun 2012 diharapkan potensi daya listrik sebesar 120 megawatt dari panas bumi di Lahendong dapat terwujud. Dengan daya tersebut, berarti sekitar 60 persen kebutuhan listrik di Sulut dipenuhi oleh panas bumi.

Selain di Lahendong, Pertamina Geothermal Energy juga terus mengembangkan potensi energi panas bumi di daerah lain. Beberapa daerah tersebut meliputi area Sibayak di Sumatera Utara, Sungai Penuh di Jambi, Lumut Balai di Sumatera Selatan, Hululais di Bengkulu, Kotamobagu di Sulawesi Utara, Kamojang di Jawa Barat, serta Ulubelu di Lampung.

Banyak keuntungan

Manager Engineering Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong Wawan Darmawan mengatakan, energi panas bumi memiliki beberapa keuntungan untuk dikembangkan. Energi tersebut merupakan energi terbarukan dan berkelanjutan jangka panjang, bersih, ramah lingkungan, memiliki emisi gas karbon dioksida yang sangat rendah, menjadi energi alternatif sebagai pengganti energi fosil, dan dapat dikembangkan dalam lahan yang sempit. Selain itu, pengembangan energi panas bumi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Saat ini, energi panas bumi tidak sekadar dimanfaatkan untuk menghasilkan daya listrik, tetapi juga untuk industri pengolahan. Energi tersebut dapat digunakan untuk pengolahan gula aren, pengeringan kopra, cengkih, dan vanila. Pemanfaatan panas bumi untuk pengolahan gula aren juga dilakukan di Lahendong. Pemanfaatan tersebut dapat meningkatkan penghasilan 6.285 petani aren.

Panas bumi selalu berasosiasi dengan jalur vulkanik dan diprioritaskan pada gunung api tidak aktif yang masih menyimpan panas di bawah permukaan. (WIE)

Tidak ada komentar: