KOMPAS, Rabu, 18 Februari 2009 11:02 WIB
Bandung - Pemerintah Kota Bandung berambisi meraih penghargaan Adipura yang akan diumumkan pada 5 Juni 2009. Untuk itu, Pemkot Bandung mengalokasikan dana Rp 300 juta untuk membenahi kota.
Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Bandung Nana Supriatna menjelaskan, dana tersebut digunakan untuk pengadaan tong sampah, gerobak sampah, dan pendidikan lingkungan di tingkat RW. "Dalam pendidikan lingkungan, Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Unilever dan media massa," ujar Nana, Selasa (17/2) di Bandung. Menurut dia, sedikitnya ada 14 hal yang menjadi fokus penilaian untuk memperoleh Adipura.
Beberapa di antaranya masih sangat buruk, seperti tempat pengolahan akhir sampah, sungai, drainase, stasiun, terminal, dan pasar tradisional. Adapun yang nilainya cukup baik adalah jalan, perumahan, dan perkantoran. "Untuk hutan kota dan taman kota, Bandung dinilai sudah sangat bagus," ujarnya.
Untuk meningkatkan kualitas lingkungan, Pemkot Bandung mengampanyekan peduli lingkungan sampai tingkat RW. Pada awal Maret, Pemkot Bandung menggelar lomba lingkungan bersih antar-RW yang dikoordinasi camat setempat.
Meskipun Pemkot berambisi meraih Adipura, Nana menilai ini merupakan perjuangan berat. Alasannya, pada tahun 2006 Kota Bandung memperoleh predikat sebagai kota terkotor karena tidak dapat mengantisipasi banjir sampah. "Jika nanti tidak memperoleh Adipura, minimal Kota Bandung bersih," paparnya.
Secara terpisah, anggota Komisi A DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, mengatakan, upaya pencapaian Adipura menjadi ukuran nyata bagi Pemkot Bandung dalam memperbaiki lingkungan kota. Sebab, selama ini Pemkot selalu mengklaim telah meningkatkan kualitas lingkungan hidup, tetapi belum ada data nyata.
Tedy mengatakan, ambisi meraih Adipura harus sinergis dengan program lain, seperti penataan kawasan Babakan Siliwangi dan pembangunan taman di bawah jalan layang Pasupati dengan dana Rp 6 miliar. Dengan demikian, upaya pencapaian Adipura tidak terkesan main-main.
Namun, peningkatan kualitas lingkungan tidak hanya dilakukan demi memperoleh Adipura. Gerakan budaya, seperti Jumat Bersih dan sejenisnya, harus kembali digalakkan sepanjang tahun. "Saya lihat, sudah lama tidak ada kegiatan Jumat Bersih. Padahal, ini sangat efektif meningkatkan kualitas lingkungan," ujarnya.(MHF)
Bandung - Pemerintah Kota Bandung berambisi meraih penghargaan Adipura yang akan diumumkan pada 5 Juni 2009. Untuk itu, Pemkot Bandung mengalokasikan dana Rp 300 juta untuk membenahi kota.
Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Bandung Nana Supriatna menjelaskan, dana tersebut digunakan untuk pengadaan tong sampah, gerobak sampah, dan pendidikan lingkungan di tingkat RW. "Dalam pendidikan lingkungan, Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Unilever dan media massa," ujar Nana, Selasa (17/2) di Bandung. Menurut dia, sedikitnya ada 14 hal yang menjadi fokus penilaian untuk memperoleh Adipura.
Beberapa di antaranya masih sangat buruk, seperti tempat pengolahan akhir sampah, sungai, drainase, stasiun, terminal, dan pasar tradisional. Adapun yang nilainya cukup baik adalah jalan, perumahan, dan perkantoran. "Untuk hutan kota dan taman kota, Bandung dinilai sudah sangat bagus," ujarnya.
Untuk meningkatkan kualitas lingkungan, Pemkot Bandung mengampanyekan peduli lingkungan sampai tingkat RW. Pada awal Maret, Pemkot Bandung menggelar lomba lingkungan bersih antar-RW yang dikoordinasi camat setempat.
Meskipun Pemkot berambisi meraih Adipura, Nana menilai ini merupakan perjuangan berat. Alasannya, pada tahun 2006 Kota Bandung memperoleh predikat sebagai kota terkotor karena tidak dapat mengantisipasi banjir sampah. "Jika nanti tidak memperoleh Adipura, minimal Kota Bandung bersih," paparnya.
Secara terpisah, anggota Komisi A DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, mengatakan, upaya pencapaian Adipura menjadi ukuran nyata bagi Pemkot Bandung dalam memperbaiki lingkungan kota. Sebab, selama ini Pemkot selalu mengklaim telah meningkatkan kualitas lingkungan hidup, tetapi belum ada data nyata.
Tedy mengatakan, ambisi meraih Adipura harus sinergis dengan program lain, seperti penataan kawasan Babakan Siliwangi dan pembangunan taman di bawah jalan layang Pasupati dengan dana Rp 6 miliar. Dengan demikian, upaya pencapaian Adipura tidak terkesan main-main.
Namun, peningkatan kualitas lingkungan tidak hanya dilakukan demi memperoleh Adipura. Gerakan budaya, seperti Jumat Bersih dan sejenisnya, harus kembali digalakkan sepanjang tahun. "Saya lihat, sudah lama tidak ada kegiatan Jumat Bersih. Padahal, ini sangat efektif meningkatkan kualitas lingkungan," ujarnya.(MHF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar