KOMPAS, Rabu, 11 Februari 2009 02:31 WIB
Pangkal Pinang - Menteri Kehutanan MS Kaban meresmikan program Green Revolution Pangkal Pinang City’ atau program Revolusi Hijau Kota Pangkal Pinang 2009 di hutan kota multifungsi seluas 137 hektar yang berlokasi di Desa Tua Tunu, Pangkal Pinang.
”Apa yang kita lakukan hari ini akan bermanfaat bagi generasi penerus hingga 10 atau 20 tahun ke depan sehingga saya berharap program ini dapat terus berjalan dalam jangka panjang,” ujarnya dalam peresmian hutan kota multifungsi di Pangkal Pinang, Selasa (10/2).
Ia mengatakan, saat ini jumlah lahan kritis di Indonesia mencapai 30 juta hektar dan sudah dilakukan rehabilitasi seluas 1,3 juta hektar pada 318 daerah aliran sungai (DAS) sejak tahun 2003 sampai 2008.
Sementara itu, Gubernur Bangka Belitung H Eko Maulana Ali mengaku bangga atas langkah Pemerintah kKta Pangkal Pinang mengambil inisiatif melaksanakan program revolusi hijau.
”Apalagi, Babel saat ini sedang menggiatkan program kunjungan wisata Visit Babel Archi 2010 sehingga langkah Pemerintah Kota Pangkal Pinang dapat menjadi salah satu obyek wisata Babel, yakni obyek wisata hutan kota,” ujarnya.
Butuh Rp 89 miliar
Wali Kota Pangkal Pinang Zulkarnaim Karim menambahkan, pembangunan hutan kota multifungsi berdasarkan perhitungan sementara menghabiskan biaya sebesar Rp 89 miliar.
”Namun, dana ini tidak mampu ditanggung oleh Pemerintah Kota Pangkal Pinang sehingga mengharapkan bantuan dana dari APBD provinsi, APBN pusat, maupun perusahaan-perusahaan swasta Babel,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan hutan kota akan terus dikesinambungkan sehingga akan mencapai luas 180 hektar hutan kota Pangkal Pinang.
”Kawasan hutan kota berfungsi sebagai penahan air tanah, pengurang polusi udara, penelitian tanaman, dan kawasan perkemahan pariwisata,” kata Zulkarnaim Karim.
Dia menjelaskan, hutan kota seluas 170 hektar itu memiliki multifungsi, yaitu untuk hutan konservasi, rekreasi, kemah, dan pendidikan.
”Hutan kota ini akan menjadi kebanggaan masyarakat Pangkal Pinang ke depan, yang nantinya berfungsi sebagai paru-paru kota untuk mengimbangi polusi udara,” ujarnya.
Pembangunan hutan kota belum separuhnya. Masih banyak fasilitas infrastruktur yang harus disediakan, seperti jalan dan sejumlah bangunan kawasan hutan tersebut.
”Kami optimistis hutan kota ini memiliki efek yang sangat besar dalam menyikapi pesatnya pembangunan kota dan semakin kritisnya lahan di daerah ini,” ujarnya tanpa merinci dana yang sudah dikeluarkan untuk pembangunan hutan kota tersebut. Dia optimistis dana yang dibutuhkan akan dapat diperoleh.(ANTARA/BOY)
Pangkal Pinang - Menteri Kehutanan MS Kaban meresmikan program Green Revolution Pangkal Pinang City’ atau program Revolusi Hijau Kota Pangkal Pinang 2009 di hutan kota multifungsi seluas 137 hektar yang berlokasi di Desa Tua Tunu, Pangkal Pinang.
”Apa yang kita lakukan hari ini akan bermanfaat bagi generasi penerus hingga 10 atau 20 tahun ke depan sehingga saya berharap program ini dapat terus berjalan dalam jangka panjang,” ujarnya dalam peresmian hutan kota multifungsi di Pangkal Pinang, Selasa (10/2).
Ia mengatakan, saat ini jumlah lahan kritis di Indonesia mencapai 30 juta hektar dan sudah dilakukan rehabilitasi seluas 1,3 juta hektar pada 318 daerah aliran sungai (DAS) sejak tahun 2003 sampai 2008.
Sementara itu, Gubernur Bangka Belitung H Eko Maulana Ali mengaku bangga atas langkah Pemerintah kKta Pangkal Pinang mengambil inisiatif melaksanakan program revolusi hijau.
”Apalagi, Babel saat ini sedang menggiatkan program kunjungan wisata Visit Babel Archi 2010 sehingga langkah Pemerintah Kota Pangkal Pinang dapat menjadi salah satu obyek wisata Babel, yakni obyek wisata hutan kota,” ujarnya.
Butuh Rp 89 miliar
Wali Kota Pangkal Pinang Zulkarnaim Karim menambahkan, pembangunan hutan kota multifungsi berdasarkan perhitungan sementara menghabiskan biaya sebesar Rp 89 miliar.
”Namun, dana ini tidak mampu ditanggung oleh Pemerintah Kota Pangkal Pinang sehingga mengharapkan bantuan dana dari APBD provinsi, APBN pusat, maupun perusahaan-perusahaan swasta Babel,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan hutan kota akan terus dikesinambungkan sehingga akan mencapai luas 180 hektar hutan kota Pangkal Pinang.
”Kawasan hutan kota berfungsi sebagai penahan air tanah, pengurang polusi udara, penelitian tanaman, dan kawasan perkemahan pariwisata,” kata Zulkarnaim Karim.
Dia menjelaskan, hutan kota seluas 170 hektar itu memiliki multifungsi, yaitu untuk hutan konservasi, rekreasi, kemah, dan pendidikan.
”Hutan kota ini akan menjadi kebanggaan masyarakat Pangkal Pinang ke depan, yang nantinya berfungsi sebagai paru-paru kota untuk mengimbangi polusi udara,” ujarnya.
Pembangunan hutan kota belum separuhnya. Masih banyak fasilitas infrastruktur yang harus disediakan, seperti jalan dan sejumlah bangunan kawasan hutan tersebut.
”Kami optimistis hutan kota ini memiliki efek yang sangat besar dalam menyikapi pesatnya pembangunan kota dan semakin kritisnya lahan di daerah ini,” ujarnya tanpa merinci dana yang sudah dikeluarkan untuk pembangunan hutan kota tersebut. Dia optimistis dana yang dibutuhkan akan dapat diperoleh.(ANTARA/BOY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar